Selasa, 08 Juni 2010

Gerakan Anti-Korupsi: Sebuah Bel




Sebelumnya saya sudah banyak mendengar tentang gerakan-gerakan masif yang dipelopori oleh banyak anak muda, termasuk akhirnya gerakan pemuda dalam kemerdekaan Indonesia. Gerakan cinta lingkungan atau gerakan bersepeda ke kantor saya lihat sebagai sebuah gerakan yang pada masa ini mendapat perhatian cukup besar. Gerakan-gerakan melalui berbagai social media yang dipelopori anak muda pun banyak menuai respon positif. Gerakan yang sedang dibangun sekelompok anak muda anti-korupsi ini pun memiliki harapan yang sama seperti gerakan-gerakan tersebut.

Dewasa ini, tampaknya pelaku korupsi sudah tidak punya urat malu. Masyarakat luas pun mulai menganggap korupsi sebagai hal yang biasa saja dan cenderung menutup mata. Mengapa seorang polisi lalu lintas bisa dengan penuh wibawa meminta uang kepada pelanggar lalu lintas? Dan mengapa seorang bisa dengan mudahnya melanggar lampu lalu lintas dan berpikir “Ah, tinggal siapkan uang 25ribu!”? Bukankah seharusnya seorang pencuri merasa malu ketika perbuatannya diketahui orang lain? Apakah sekarang hal-hal semacam itu sudah dimaklumi? Korupsi seharusnya bukan menjadi sebuah permakluman. Gerakan inilah yang harus mendobrak permakluman itu. Masyarakat harus paham bahwa korupsi tidak bisa jika hanya DISADARI keberadaannya, tetapi juga harus DIPERCAYA dan DIYAKINI sebagai musuh bersama.

Apakah gerakan ini akan berhasil? Keberhasilan sebuah gerakan anti-korupsi harus menjadi sebuah keyakinan. Mengapa? Karena ketika keyakinan akan keberhasilan gerakan ini luntur maka ini berarti anak-anak Indonesia sudah menyerah dan mulai menganggap korupsi sebagai bagian hidup, sebagai budaya, sebagai kebiasaan yang melekat dan bukan masalah ketika terus berlanjut. Gerakan anti-korupsi yang dipelopori anak muda ini saya yakini sebagai sebuah bel yang akan mengingatkan Indonesia bahwa untuk memerangi korupsi, seluruh lapisan masyarakat harus sama-sama percaya dan yakin bahwa korupsi merupakan masalah bangsa. Korupsi tidak lagi menjadi masalah pejabat-pejabat teras yang mengambil uang negara atau pengusaha-pengusaha kaya yang menjadi pejabat dan bebas dari pajak. Korupsi bukan hanya musuh KPK. Korupsi adalah musuh saya, musuh anda dan musuh kita, musuh Indonesia.

By Putu Ayu Ditta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar